Sukses

Survei: BIN Jadi Lembaga Paling Antisipatif Cegah Potensi Ancaman 2023

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbarunya, terkait 10 kementerian/lembaga negara paling anitisipatif mencegah potensi ancaman 2023. Hasilnya, Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi yang nomer satu pilihan responden.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbarunya, terkait 10 kementerian/lembaga negara paling anitisipatif mencegah potensi ancaman 2023. Hasilnya, Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi yang nomer satu pilihan responden.

BIN unggul dalam mengantisipasi dua indikator ancaman, yaitu potensi potensi terhadap stabilitas nasional dan resesi ekonomi serta politik identitas,” kata Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, saat jumpa pers di Hotel Semanggi Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (23/12/2022).

Boni menjelaskan, secara agregat (rata-rata), BIN mendapat nilai 2,9100 yang disusul oleh institusi lain seperti TNI, 2,9050, Polri, 2,9045, Kemenhan, 2,8950, Kemenkopulhukam 2,8920, Kemendagri, 2,8810, Kementerian Agama 2,8805, Kementerian BUMN 2,8710, Kementerian Keuangan, 2,8669, dan Kementerian Perekonomian 2,8500. Diketahui, nilai-nilai tersebut memiliki parameter mulai dari nol sampai tiga.

Boni mencatat, tingginya kepercayaan responden terhadap BIN, turut didukung kinerja Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan. Pria karib disapa BG itu dinilai efektif, responsif dan well communicated.

“Meski berada di balik layar, responden menilai rekam jejaknya mampu menjadi penjaga stabilisator yang menyebabkan destabilitas politik. Komunikasi politiknya juga diyakini responden akan mampu menurunkan tensi politik antar faksi politik yang sejalan dengan tahun politik 2023,” ungkap Boni.

Boni meyakini, BG juga melakukan langkah pencegahan dalam perluasan konflik horizontal yang diakibatkan oleh ketegangan politik antar elit.Terkhusus politik identitas, responden menilai, kolaborasi BIN, institusi TNI dan Polri memainkan peran strategis dan dianggap mampu melakukan penetrasi terhadap polarisasi.

2 dari 2 halaman

Metode Survei

Sebagai informasi, survei dilakukan pada 5-16 Desember 2022 dengan meminta pandangan kelas intelektual menengah melalui google form, surel, WhatsApp, zoom dan wawancara tatap muka. Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 900 orang. Mereka terdiri dari para para dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/NGO, dan aktivis/seniman.

Selain itu, standar deviasi survei 0.4 dengan margin of error di kisaran 2% pada tingkat kepercayaan ± 98%. Teknik sampling digunakan pada riset ini adalah cluster sampling, yaitu analisis yang dilakukan pada sampel tersusun dan diseleksi berdasarkan parameter yang telah ditentukan sebelumnya.

“Parameter penentu ini dapat berupa demografi, latar belakang, atau atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian,” Boni menutup.